Tuesday, May 28, 2019

Hukum Benford

0 Comments


Hukum Benford
Salah satu teknik untuk meyakinkan kita bahwa ayat-ayat al-Qur’an benar-benar diturunkan oleh Tuhan adalah dengan penerapan Hukum Benford disesuaikan dengan maksud ketiga ayat sebelumnya, (al-Jinn 72 :28), (al-Muddatstsir 74: 30) dan (al-Hadid 57: 25).
Frank Benford, fisikawan dari General Electric, beberapa puluh tahun yang lalu, menemukan fenomena menarik dari alam. Apakah jumlah batu di pantai, jumlah kata dan huruf dari majalah, ataukah uang yang ada di bank, angka yang paling sering muncul adalah “1” .
Benford bukan satu-satunya yang menemukan fenomena menarik ini. 19 tahun sebelum ber­akhirnya abad ke-19, astronom Amerika dan juga ahli matematika, yaitu Simon Newcomb, telah mengetahui bahwa halaman­-halaman buku yang tebal, dengan mendistribusikan digit “1” sampai “9” dengan pola yang menakjubkan, memberikan suatu pola yang relatif sama. Namun penemuan ini dengan cepat dilupakan orang sampai 57 tahun kemudian muncullah Frank Benford. la merumuskan pola angka setelah meneliti dan menganalisis 20.229 satuan angka dari mana saja mereka berasal; sungai, konstanta fisika, tingkat kematian, dan sebagainya.
Hasilnya adalah ditunjukkan dalam pola distribusi=­
sekitar 30,1% dimulai dengan angka 1;
17,6% dimulai dengan angka 2;
12,5% dimulai angka 3;
9,7% dimulai angka 4;
7,9 % dimulai angka 5;
6,7% dimulai angka 6;
5,8% dimulai angka 7;
5,1 % dimulai dengan angka 8;
dan 4,9 % dimulai angka 9.
Tahun 1995, 114 tahun setelah penemuan NewcombTheodore Hill membuktikan bahwa hukum alam yang baru telah ditemukan oleh Benford. (Perhatikan, angka-angka abad ke­19, 57,114, dan 1995. Semuanya “kebetulan” kelipatan 19).
Pernyataan Matematika
Proceeding of the American Philosophical Society tahun 1938 mengeluarkan rumus matematika sebagai berikut:
Kemungkinan yang terjadi adalah digit n, di mana n = 1, 2, 3, …. 9
Log10(n+1) – Log10(n) , atau
130,1 %Teori matematika ini,  dipakai luas sebagai metode yang sedcrhana untuk menemukan kecurangan-kecurangan laporan para pembayar pajak, atau laporan akuntan yang dicurigai. Cara yang sederhana namun dapat memberikan indikasi kepada peneliti, bahwa ada sesuatu yang salah pada kertas laporan perusahaan atau pembayar pajak
217,6 %
312,5 %
49,7 %
57,9 %
66,7 %
75,8 %
85,1 %
94,6 %
Hukum Benford dan al-Qur’ an
Murad Abdul Majeed dari Amerika Serikat membuktikan bahwa aplikasi Hukum Benford ini bisa diterapkan pada al­Qur’an dengan menemukan jumlah ayat tiap surat, dari 114 surat yang berawal dengan digit 1, 2,3 sampai 9.
Misalnya saja, surat kesatu adalah al-Fatihahjumlah ayat adalah 7, dengan awalan digit 7. Sedangkan surat kedua, al-Baqarah jumlah ayatnya 286, diawali digit 2, dan seterusnya. Dengan cara yang sama kita akan dapatkan tabel berikut ini.
TABEL 8.1
DISTRIBUSI AYAT-AYAT AL-QUR’AN
BERDASARKAN HUKUM BENFORD

DigitJumlah Ayat per SuratJumlah Surat
176, 120, 165, 129, 109, 123, 111, 128, 111, 110, 135, 112, 118, 182,18,
13,14,11, 11, 18, 12, 12, 19, 17, 19, 15, 11,19, 11, 11
30
2286, 200,206, 227, 29, 29, 22, 24, 28, 28, 20, 29, 25, 22, 26, 20, 2117
334, 30, 37, 35, 38, 30, 31, 36, 30, 3, 3, 312
443, 45, 45, 49, 44, 40, 90, 46, 42, 4, 411
552, 54, 54, 53, 59, 55, 52, 52, 56, 50, 5, 5, 5, 514
664, 69, 60, 60, 62, 6, 67
77, 75, 78, 77, 73, 75, 78, 78
888, 83, 88, 85, 89, 8, 8, 8, 8, 810
999, 98, 93, 96, 95

Artinya ada 30 surat dengan jumlah ayatnya dimulai de­ngan digit “1”, ada 17 surat dengan jumlah ayatnya dimulai digit “2”, dan seterusnya. Distribusi tiap digit akan sama dengan rasio distribusi Hukum Benford. Tapi, itu tidak akan ditunjuk­kan di sini, yang akan diperlihatkan adalah jika kita jumlahkan perkalian jumlah surat pada kolom paling kanan dengan digit di kolom paling kiri. Akan dihasilkan bilangan yang dienkripsi sebagai berikut:
(30×1) + (17×2) +( 12×3) + (11 X4) + (14×5) + (7×6) + (8 x7) + (10×8) + (5×9) = 437 atau (19×23)!
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz114 surat dan 6.236 ayat. Ini berarti, dengan Hukum Benford kita bisa mengatakan, bila ada digit yang berubah, berkurang atau bertambah, maka ada se­suatu yang salah pada kitab ini. Karena, jumlahnya bukan merupakan kelipatan 19 dengan distribusi Benford.
Kita juga bisa mengatakan bahwa pernyataan ayat 30 pada Surat al­Muddatstsir benar adanya. Fakta lainnya adalah digit “1” atau “Esa” ada di dalam 30 surat, sama dengan banyaknya pemba­gian juz al-Qur’an. Di mana bilangan 30 merupakan salah satu angka yang sering muncul dalam struktur al-Qur’an. Seperti yang telah diketahui, angka 30adalah bilangan komposit yang ke-19.
Sebelum diteruskan, mari kita teliti ulang, mengapa angka 30 ini kembali muncul? Sejatinya, bagaimana hubungannya dengan angka 114 atau banyaknya surat?
Setelah diteliti ulang akan ditemukan 5 surat di mana no­mor surat dan ayatnya berjumlah 114. Sehingga total jumlah ke-5 surat tadi adalah (19 x 30) atau 570.
NoNama SuratNo SuratJumlah AyatJumlah No Surat + Ayat
1AI-Hijr1599114
2Az- Zumar (Rombongan-rombongan)3975114
3AI-Ma*arij (Tempat-tempat Naik)7044114
4AI-GIzasyiynh (Hari Pembalasan)8826114
5AI-Ma’ un (Barang-barang yang Berguna)1077114
Jumlah319251570,
atau (19×30)
Uji berikutnya adalah hasil pemetaan dengan Hukum Benford yang menghasilkan pemetaan digit ayat-ayat al-Qur’an dalam sebuah peta berbentuk matriks. “Jika al-Qur’an ini asli dan diturunkan dari langit, peta ini pun mempunyai (keanehan) kodetifikasi tertentu”.
TABEL 8.3
PEMETAAN DIGIT AYAT-AYAT AL-QUR’AN
BERDASARKAN HUKUM BENFORD
DigitJumlah Ayat Persurat Dalam Digit
1 
1,7,6, 1,2,0 1,6,5, 1,2,9, 1,0,9, 1,2,3, 1,1,1, 1,2,8, 1,1,1, 1,1,0, 1,3,5, 1,1,2, 1,1,8, 1,8,2,
1,8, 1,3, 1,4 1,1, 1,1, 1,8, 1,2, 1,2, 1,9, 1,7, 1,9, 1,5, 1,1, 1,9, 1,1, 1,1
2 
2,8,6, 2,0,0, 2,0,6, 2,2,7, 2,9, 2,9, 2,2, 2,4, 2,8, 2,8, 2,0, 2,9, 2,5, 2,2, 2,6, 2,0, 2,1
3 
3,4, 3,0, 3,7, 3,5, 3,8, 3,0, 3,1, 3,6, 3,0, 3, 3, 3
4 
4,3, 4,5, 4,5, 4,9, 4,4, 4,0, 4,0, 4,6, 4,2, 4, 4
5 
5,2, 5,4, 5,4, 5,3, 5,9, 5,5, 5,2, 5,2, 5,6, 5,0, 5, 5, 5, 5
6 
6,4, 6,9, 6,0 ,6,0, 6,2,6,6
7 
7, 7,5, 7,8, 7,7, 7,3, 7,5, 7,8, 7
8 
8,8, 8,3, 8,8, 8,5, 8,9, 8, 8, 8, 8, 8
9 
9,9, 9,8, 9,3, 9,6, 9
Berikutnya, dari 227 digit, kita pilih bilangan prima saja, sedangkan yang bukan bilangan prima dihapus dan diberi tanda – (lihat Tabe 18.4).
Luar biasa. Enkripsi dengan bilangan 19, lihat baris digit 1 dan digit 9: hasilnya 17 digit bilangan prima. Jumlah digit tersebut adalah (8 x 2) + (4 x 3) + (3 x 5) + (2 x 7) = 57, atau (19 x 3).
Dengan demikian, ayat-ayat al-Qur’an, bila dipetakan dalam digit berbentuk matriks, mempunyai enkripsi sebagai berikut.

TABEL 8.4
PEMETAAN DIGIT AYAT-AYAT AL-QUR’AN
YANG MERUPAKAN BILANGAN PRIMA


DigitJumlah Ayat Persurat Dalam Digit
1 
-,7,-, -,2,- -,-,5, -,2,-, -,-,-, -,2,3, -,-,-, -,2,-, -,-,-, -,-,-, -,3,5, -,-,2, -,-,-, -,-,2,
-,-, -,3, -,- -,-, -,-, -,-, -,2, -,2, -,-, -,-, -,-, -,5, -,-, -,-, -,-, -,-
2 
2,-,-, 2,-,-, 2,-,-, 2,2,7, 2,-, 2,-, 2,2, 2,-, 2,-, 2,-, 2,-, 2,-, 2,5, 2,2, 2,-, 2,-, 2,-
3 
3,-, 3,-, 3,7, 3,5, 3,-, 3,-, 3,-, 3,-, 3,-, 3, 3, 3
4 
-,3, -,5, -,5, -,-, -,-, -,-, -,-, -,-, -,2, -, –
5 
5,2, 5,4, 5,4, 5,3, 5,-, 5,5, 5,2, 5,2, 5,-, 5,-, 5, 5, 5, 5
6 
-,-, -,-, -,- ,-,-, -,2,-,-
7 
7, 7,5, 7,-, 7,7, 7,-, 7,5, 7,-, 7
8 
-,-, -,3, -,-, -,5, -,-, -, -, -, -, –
9 
-,-, -,-, -,3, -,-, –



Tingkat 1
Jumlah ayat 6.236 dan jumlah nomor surat 6.555, digitnya dijumlahkan berarti 6+2+3+6+6+5+5+5 =38 atau (19x 2).
Tingkat 2
Aplikasi Hukum Benford pada ayat-ayat al-Qur’an, jumlah digit awal (bilangan “1” sampai “9”) adalah 437 atau (19 x 23).
Tingkat 3
Ayat-ayat al-Qur’an dalam 114 surat terdiri dari 227 digit merupakan bilangan prima kembar. Angka ini, terenkripsi dengan 17 digit angka bilangan prima kembar pula, pada baris digit 1 dan 9, jumlah digitnya 57 atau (19 x 3).
Pembaca dapat menyimpulkan bahwa bukan suatu kebetulan jika al-Qur’an mempunyai sistem kodetifikasi yang bertingkat, matematis bilangan prima, teristimewa bilangan prima kembar 19,11 atau dengan bilangan lainnya.
“Segala sesuatu dihitung satu persatu (dengan teliti)”
Satu ayat atau bahkan satu huruf saja hilang atau disisipkan, akan membuat ketidak­seimbangan dalam struktur matematisnya.
Lalu apakah makhluk jin dan manusia dapat membuat kitab yang serupa ini?
Jika manusia normal di-“kode”-kan dengan 23 pasang kromosom. Binatang cicadas dari jenis Magicada (menyerupai jangkrik atau kecoak terbang), timbul dari tanah setiap 13 atau 17 tahun sekali. Kedua-duanya adalah bilangan prima kembar.
Mario Markus ahli fisika jurusan Molecular Physiology dari Institut Max Planc menjelaskan bahwa siklus hidup binatang ini 12 tahun sekali, maka semua predator (binatang pemangsa) yang mempunyai siklus hidup 2, 3, 4, dan 6tahun sekali akan memusnahkannya. Oleh karena itu, jika cicadas mutasi dalam siklus 13 atau 17 tahun sekali, ia akan selamat.
Bagi yang memahaminya, al-Qur’an bukanlah kitab biasa. Walaupun kalimat-kalimatnya banyak berbentuk puisi dan prosa, ia bukanlah kitab sastera. Walaupun ratusan ayat menceritakan fenomena alam dan ilmu pengetahuan, ia bukanlah kitab ilmu pengetahuan dan bukan pula sebuah ensiklopedi.
Al-Qur’an hanya dapat dimengerti dan dipahami bila dibaca baik-baik dengan mengetahui ilmunya. Hati terbuka, tulus, dan mau menerima. Bagi pembaca yang menginginkan jalan yang lurus, dengan seizin-Nya akan bertambah keimanannya.
Namun bagi sebagian orang, akibatnya malah lebih buruk serta mer.datangkan kerugian.” (al-Isra, 17 : 82).

Enkripsi (11 + 8)

0 Comments
Enkripsi (11 + 8)
Pembaca telah mempelajari struktur (19 + 10) dalam al­Qur’an pada bab-bab sebelumnya, untuk membentuk struktur prima kembar 29. Pada bab ini, mari kita menjelajah lebih lanjut dengan struktur (11 + 8) untuk membentuk prima kembar 19. Angka 11 juga merupakan prima kembar dari pasangan 11 dan 13. Sedangkan angka 8 adalah indeks bilangan prima 19.
Pertama-tama struktur yang paling sederhana adalah enkripsi atau angka-angka kunci pada nomor ayat yang berhubungan dengan angka 11 dan 8.
Struktur (11 + 8) dan Bilangan 11
Kita telah mempelajari struktur (19 + 10) pada kalimat basmallah, dan 29 surat-surat fawatih, permulaan dengan huruf alif, lam, mim dan sebagainya.
Sekarang, mari kita mengenal lebih dekat struktur (11 + 8) yang membentuk struktur bilangan prima 19 pada al-Qur’ anAngka 19 dan angka 8 di dalam al­Qur’an muncul pada Surat al-Muddatstsir (74: 30) dan Surat al-Haqqah (69: 17) – sebelumnya telah dijelaskan struktur surat ke-19. Kodetifikasi muncul ketika nomor surat dan nomor ayatnya dijumlahkan:
74 + 30 + 69 + 17 = 190 atau (19 x 10).
TABEL 7.1
STRUKTUR SURAT DENGAN BILANGAN (11+8)
NoNama SuratNo SuratJumlah AyatNoNama SuratNo SuratJumlah Ayat
1AI-Jumu’ ah62116AIam Nasyrah948
2AI-Munafiqun63117At-Tin958
3Adh-Dhuha93118AI-Bayyinah988
4Al-‘Adiyat100119Az-Zalzalah998
5AI-Qari’ ah101I110At-Takatsur1028
Jumlah55]umlah40
Mari kita lihat selanjutnya.

Pertama
struktur yang paling sederhana, kombinasi 11 dan 8, di mana terdapat enkripsi pada 10 surat dari 114 surat al-Qur’an yang mempunyai jumlah ayat 11 dan 8.
Kesepuluh surat tersebut terbagi dua: 5 surat masing­-masing dengan jumlah ayat 11 dan sisanya 5 surat masing­masing dengan jumlah ayat 8.
Tentu saja, karena jumlahnya berpasangan, maka jumlah ayat-ayatnya merupakan kelipatan 19, yaitu 95 atau (19 x 5). Simetris murni, seimbang dan selaras.
Kedua, struktur al-Asma’ul HusnaAI-Asma’ul Husna (ismi = nama, husna = baik) adalah nama-nama yang sangat indah dari Allah swt dan sekaligus mencerminkan sifat-sifat Tuhan Yang Esa.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa di antara nama-nama yang indah, 76 nama terdapat dalam al-Qur’an, sedangkan 23 nama lagi dalam Hadits. Coba perhatikan angka 76 adalah enkripsi dari (4 x 19), sedangkan angka 23 adalah bilangan prima. Angka 4 berarti bahwa kalimat ini terulang 4 kali dalam al-Qur’an, sama banyaknya dengan kata Muhammaddan syari’ah.
Jumlah nama-nama yang indah semuanya 99, atau (9 x 11). Lebih lanjut akan dijelaskan nanti bahwa angka 11berhubungan dengan benda-benda di langit: bulan, bintang dan matahari.
Kalimat al-Asma’ul Husna sendiri “kebetulan” terdiri dari 11 huruf Arab. Kalimat ini disebutkan dalam 4 ayat pada 4 surat yang berbeda:
1. AI-A’raf (7:180)
‘Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka bermohonlah kepadan-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.
2. Al-Isra’ (17:110) 
“Katakanlah ‘Serulah Allaatau ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ul Husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu’ “.
3. Thaha (20:8)
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Dia mempunyai Asma’ul Husna”
4.    Al-Hasyr (59:24)
“Dialah Allah Yang Menentukan, Yang Mengadakan, Yang Menbentuk Rupa, Yang Mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbihlah kepada-Nya apa yang di langit dan dibumi. Dan Dialah Yang  Maha Perkasa Iagi Maha Bijaksana”.
Enkripsi angka 11 yang lebih rumit akan diketahui bila nomor surat dan nomor ayat tersebut di atas dijumlahkan kemudian dijajarkan dalam 5 komponen.
Jika nomor surat tadi dijajarkan dengan hasil penjumlahannya, maka bilangan tersebut adalah kelipatan 11:
7172059103 = 11 x 652.005.373
Demikian juga, jika nomor ayat tersebut di atas dijajarkan dengan jumlah nomornya, maka:
180110824322 = 11 x 16.373.711.302
Ini berarti kalimat al-asma’ul husna hanya diposisikan pada 4 surat dengan 4 ayat tertentu saja, dengan kodetifikasi angka 11 yang tidak sederhana. Bila tertukar posisinya, maka struktur ini tidak terjadi.
Ketiga, struktur sederhana Surat Muhammad dengan Surat al-Muddatstsir. Kedua surat ini, bernomor 47 dan 74, mempunyai ayat 38 dan 56, sama-sama berjumlah 11 digitnya.
4+7=7+4=3+8=5+6=11
Sekali lagi, kita diyakinkan adanya hubungan kodetifikasi antara nama-nama yang indah, Nabi Muhammad saw, seruan “bagi orang yang berselimut“, dan syari’ah. Tetapi bagian yang paling menarik adalah hubungan angka 11dengan benda-benda di langit (tunggal), yang direfleksikan oleh surat ke-53 Surat an-Najm (Bintang)al-Qamar (Bulan) (Surat no 54, -Pen), dan asy-Syams (Matahari)(Surat no 91, -Pen) sedemikian rupa sehingga jumlah ke-3 nomor suratnya merupakan kelipatan 11.
53 + 54 + 91 = 198 atau (11 x 18).
Bukan suatu kebetulan, benda di langit pada sistem tata surya kita dikodekan dengan angka 11 dalam al-Qur’an, sama dengan perbedaan sistem Kalender Matahari dan Kalender Bulan, yaitu 11 hari. Coba kita perhatikan keterangan NASA tentang sistem kalender.
Salah satu sistem untuk mengukur waktu yang telah berlalu atau yang akan datang adalah kalender. Sistem kalender satu tahun terdiri dari 12 bulan. Setiap Kalender Bulan, berdasarkan waktu bulan mengelilingi bumi adalah 29,53hari. Karenanya, waktu satu tahun adalah 354,37 hari. Ini tidak sama dengan lamanya waktu dari satu musim ke musim lainnya, misal “hari pertama musim semi atau dikenal dengan vernal equinox” ke musim semi berikutnya, yaitu 365,24 hari. Berbeda 11 hari!
Sedangkan Kalender Matahari, berdasarkan waktu bumi mengelilingi matahari, dikenal dengan Kalender Julian atau yang kemudian diperbarui dengan sebutan Kalender Gregorian, masukan dari astronom bernama Christopher Clavius dari Itali. la menyarankan aturan khusus untuk menvesuaikan perbedaan dari 365 hari satu tahun dengan 365,24 hari aktual per tahun, yaitu dengan penyesuaian setiap 4 tahun sekali.
Ber­laku bagi abad-abad yang berakhir; yang dapat dibagi dengan 400. Dengan demikian, tahun-tahun di 1800, 1900, dan 2100 tidak ditemukan tanggal 29 Februari. Hanya ada di tahun-tahun 2000 dan 2400. Pengaturan ini memungkinkan rata-rata Kalender Gregorian hanya berbeda 0,5 menit dengan waktu aktual tiap tahun, atau dengan tingkat kesalahan 1 hari dalam 3000 tahun sekali.
Berbeda dengan Kalender Islam yang berdasarkan Kalender Bulan. Dimulai ketika Muhammad saw hijrah ke Medinah pada tahun 622. Kemudian Khalifah Umar menetapkan hari pertama bulan Muharram sebagai awal tahun Kalender Islam, yaitu 16 Juli tahun 622.
Tiap bulan bergantian 30 dan 29 hari kecuali bulan ke 12Dzulhijjah (Dzu al-Hijjah). Ini, menariknya, berhubungan dengan angka 11 dan 19. Supaya tepat dengan aktual waktu fase bulan. 11 tahun siklus pertama, bulan Dzulhijjah di-set 30 hari, clan 19 tahun kemudian di-set 29 hari. Dengan demikian setahun bisa 354 hari atau 355 hari. Dalam 30 tahun, lengkaplah satu siklus, rata-rata 354,37 hari.
Jika kodetifikasi angka 11 dalam al-Qur’an merefleksikan perbedaan sistem kalender dalam tata surya kita, maka, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, angka 19 juga berhubungan dengan desain alam, fase bulan dan siklus Meton. Termasuk yang diketahui, lamanya orbit komet Halley mendekati tata surya setiap 76 tahun sekali atau (4 x 19) tahun. Apa kata sains tentang komet ini:
Tahun 1705, Edmund Halley rnemtbuat prediksi dengan rumus Newton bahwa sebuah komet di tahun 1531, 1607, dan 1682 akan masuk ke sistem tata surya. Kemudian kembali lagi tahun 1758. Rarnalannya tepat. Akhirnya komel tersebut diberi nama dengan namanya. Orbit komet Halley rata-rata 76 fahun, tergantung dari pengaruh gravitasi di ruang angkasa. Komet ini muncu! di tahun 1970, dan kembali di tahun 1986. Penampakan kembali di sekitar tata surya kita akan terjadi di taltun 2061/2062.
Simak wawancara Michio Kaku tentang Parallcl Universes di BBC Homepage Science: berhubungan dengan bilangan 11.
Teori-M mendefinisikan 11 dimensi ruang dan waktu, terdiri dari 70 ruang dan 7 dirnensi waktu. jika kifa berbicara quantum parallel universes, maka barangkali ada alam yang “mirip” dengan alam semesta kita. Semua dimensi “bergetar” dan membuat alam semesta kita ikut “bergetar. “Getaran” tersebut tamyak seperti cahaya. Alam semesta manusia berada di 4 dimensi (3 dimensi ruang + wnktu), sisanya (di luar itu) hyper-space yang terdiri dari 7lapis dimensi ruang. Alarn semesta yang terdekat hanya berjarak kurang dari 1 mm saja. Uji coba akan dilakukan di Geneva beberapa tahun mendatang, untuk pengembangan selanjutnya.
Fenomena di atas memberi gambaran kepada pembaca bahwa pernyataan pemikir matematika seperti Galileo, studi para ilmuwan, dan al-Qur’an, benar adanya. Ada korelasi erat antara desain alam semesta – matematika – Kitab Suci-manusia. Bilangan prima banyak dipakai sebagai kode unsur alam, di antaranya anomali planet-planet, garis edar, DNA, unsur kimia, pengaturan atom, kromosom, termasuk aplikasi hukum Ben­ford, yang akan dijelaskan kemudian.

Besi, Surat ke-57

0 Comments
Besi, Surat ke-57
Memang aneh, tampaknya, dalam pelajaran teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci agama.
Tetapi itulah al-Qur’an. Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam al-Qur’an? Bukankah emas, misalnya, lebih berharga?
Surat ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum.
Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadidaayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum ber­akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
” Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadidadengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turun­kan bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”.
Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi diturunkan dari langit”.
Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius.
Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi “memberikan kekuatan yang hebat” barangkali pembaca membayangkan sen­jata pemusnah sekelas ICBMIntercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia.
Tetapi bukan hanya itu, Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah “desain bumi”. Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan “ke­kuatan hebat” ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen.
Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima.
Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.
Barangkali kita sekarang paham mengapa besi menempati salah satu judul surat di dalam al-Qur’an. Inti besi dan nikel “melindungi makhluk bumi” berupa perisai elektromagnetik dengan “kekuatan yang hebat”. Namun yang terpenting, al­Qur’an ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa besi tidak dapat diproduksi di bumi. Oleh karena itu, ia langsung ditu­runkan dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan ayat 25.
Harap pembaca juga memperhatikan kodetifikasi di alam raya, solar flares terjadi 11 tahun sekali. Metonic cycle 19tahun sekali, komet Halley rata-rata 76 tahun sekali mendekati bumi, penyesuaian Kalender Lunar mengikuti siklus 11 tahun dan 19 tahun.
Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat­sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari al (31) dan hadid (26).
Tabel al-jumal bisa dilihat pada Tabe15.4.
Alif = 1, Lam = 30, Ha’ = 8, Dal= 4, Ya’ = 10, Dal = 41 + 30 + 8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57.
Fakta Pertama
Fakta menunjukkan bahwa besi atau al-hadid mempunyai nilai (al-juntal) 57, sama dengan nomor suratnya, atau (19 x 3). Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3.
Besi, menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon).
Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubung­kan dengan mitos Planet Mars.
Ilmu kimia modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4 isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 (lihat Tabel 9.1).
TABEL 9.1
ISOTOP BESI
IsotopWaktu ParuhIsotopWaktu Paruh
Fe-.528.3 jamFP-57Stabil
Fe-54StabilFe-58Stabil
Fe-552.7 tahunFe-5954.5 hari
Fe-56StabilFe-601.500.000 tahun

Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik.. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron.
Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron.
Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 Juga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.
Fakta Kedua
Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
  • Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
  • Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kata hadid.
  • Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al­jumal dari kata “al”.
  • Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi ting­kat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol.Surat al­Hadid mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
  • Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Seri­kat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada”atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
  • Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan no­mor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe­56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
  • Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882
  • Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 19 x 29966
  • Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19.
    5+7+2+5=19.
  • Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
  • Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib ka­rena angka-angka tersebut merupakan: 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda.
Barangkali salah satu keterangan yang menarik dari hal yang menarik lainnya adalah keterangan yang berhu­bungan dengan “rahasia” Dzulkarnain pada Surat al-Kahfi (18:96), yang berarti “gua”.
Ayat tersebut berkisah tentang “pin­tu besi” yang dibangun oleh Dzulkarnain “di antara kedua pun­cak gunung”. Suatu saat akan hancur, ketika kiamat telah dekat.
Tanda-tanda kiamat ini menarik perhatian ilmuwan Barat dan juga Winston Churchill, PM Inggris pada tahun 1940-an. Perha­tian para ahli arkeologi Muslim terletak pada karakter siapa yang pas untuk Dzulkarnain dalam sejarah?
Apakah Raja dari Macedonia (tafsir Yusuf Ali dan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus mengatakan Iskandar Dzulkarnain dari Macedonia, sehingga mengundang kritikan ahli sejarah, karena tidak pas)Alexander Agung, ataukah Cyrius Kaisar dari Persia?
Sedangkan perhatian Churchill, karena ramalan “perang besar yang akan terjadi” sebelum dunia kiamat, sebagian tercatat dalam Kitab Mulia al-Qur’an, dengan versi lain jika dibandingkan dengan Bibel.
Lalu siapakah Gog dan Magog (versi Barat), apakah kaum Kulit Kuning (Oriental), Hindu, animis, atau Komunis Rusia?
Sedangkan al-Qur’an menyebutnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj (al-Kahfi [181:94)
Belum diketahui pasti siapa mereka. Indikasi masa depan, ada berbagai kemungkinan. Namun, satu hal, tampaknya para arkeolog telah menemukan “Pintu Besi” yang dimaksud oleh al-Qur’an di Derbent, termasuk dalam wilayah Uni Sovyet dahulu, seperti tercantum dalam Encyclopedia Columbia, walaupun masih diperdebatkan di kalangan sejarawan modern, siapa sebenarnya yang membangun pintu besi tersebut, Alexander Agung ataukah Cyrius?
Encyclopedia Columbia edisi ke-6, mencatat bahwa Derbent ditemukan pada tahun 438 oleh bangsa Persiasebagai pertahan­an yang strategis di Pintu Besi. Benteng tersebut masih ada clan diberi nama Tembok Kaukasia (Caucasian Wall) juga disebut Tembok Alexander. Dibangun oleh bangsa Persia (yang menemukannya) pada abad ke-6, untuk menahan serangan pendatang-pendatang dari daerah Utara.
Dengan demikian, Surat Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan energi yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa.
Sedangkan nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjuk­kan dengan jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan’ 19.
Ramalan atau prophecy: Besi atau Pintu Besi Dzulkarnain diisyaratkan berhubungan dengan salah satu tanda datangnya kiamat – hancur secara fisik – ketika bangsa yang dinamakan Ya’juj dan Ma’juj menimbulkan keru­sakan di bumi.
 
back to top